Selasa, 10 Januari 2012

cara menghafal AlQuran

Mengulangi hafalan menurut waktu solat lima waktu. Seorang muslim tentunya tidak pernah meninggalkan solat lima waktu, hal ini hendaknya dimanfaatkan untuk mengulangi hafalannya. Agar terasa lebih ringan, hendaknya setiap solat dibagi menjadi dua bahagian, sebelum solat dan sesudahnya.
Sebelum solat umpamanya: sebelum azan, dan waktu antara azan dan iqamah. Apabila dia termasuk orang yang rajin ke masjid, sebaiknya pergi ke masjid sebelum azan agar waktu untuk mengulangi hafalannya lebih panjang.
Kemudian setelah solat, yaitu setelah membaca zikir ba’da solat atau zikir pagi pada solat shubuh dan setelah zikir selepas solat Asar. Seandainya saja, ia mampu mengulangi hafalannya sebelum solat sebanyak seperempat juz dan sesudah solat seperempat juz juga, maka dalam satu hari dia boleh mengulangi hafalannya sebanyak dua juz setengah.
Kalau istiqamah seperti ini, maka dia boleh menghatamkan hafalannya setiap dua belas hari, tanpa menyita waktunya sama sekali. Kalau dia mampu menyempurnakan setengah juz setiap hari pada solat malam atau solat-solat sunnah lainnya, bererti dia boleh menyelesaikan setiap harinya tiga juz, dan boleh mengkhatamkan Al Qur’an pada setiap sepuluh hari sekali. Banyak para ulama dahulu yang menghatamkan hafalannya setiap sepuluh hari sekali.
Ada sebahagian orang yang mengulangi hafalannya pada malam saja, yaitu ketika ia mengerjakan solat tahajud. Biasanya dia menghabiskan solat tahajudnya selama dua jam. Cuma kita tidak tahu, selama dua jam itu berapa juz yang ia dapatkan. Menurut ukuran umum, kalau hafalannya lancar, biasanya ia boleh menyelesaikan satu juz dalam waktu setengah jam. Bererti, selama dua jam dia boleh menyelesaikan dua sampai tiga juz dengan dikurangi waktu sujud dan ruku.
Ada juga sebagian teman yang mengulangi hafalannya dengan cara masuk dalam halaqah para penghafal Al Qur’an. Kalau halaqah tersebut berkumpul setiap tiga hari sekali, dan setiap peserta wajib mendengarkan hafalannya kepada temannya lima juz bererti masing-masing dari peserta mampu mengkhatamkan Al Qur’an setiap lima belas hari sekali. Inipun hanya boleh terlaksana jika masing-masing dari peserta mengulangi hafalannya sendiri-sendiri dahulu.
————————————————————-
( ) Imam Nawawi, Al Majmu’,( Beirut, Dar Al Fikri, 1996 ) Cet. Pertama, Juz : I, hal : 66
( ) Hadis riwayat Abu Daud ( no : 1319 ), disahihkan oleh Syekh Al Bani dalam Sahih Sunan Abu Daud , juz I, hal. 361
( ) Untuk mengetahui secara lebih lengkap tentang derajat hadis tersebut boleh dirujuk : Abu Umar Abdullah bin Muhammad Al Hamadi, Al Asinatu Al Musyri’atu fi At Tahdhir min As Solawat Al Mubtadi’ah, ( Kairo, Maktabah At Tabi’in, 2002 ) Cet Pertama, hal. 97 -120
( ) Ibid, hal.21-39
( ) Abu Abdur Rahman Al Baz Taufiq, Ashal Nidham Li Hifdhi Al Qur’an, ( Kairo, Maktabah Al Islamiyah, 2002 ) Cet. Ke-Tiga, Hal. 13
( ) Ali bin Umar Badhdah, Kaifa Tahfadu Al Qur’an, hal. 6
( ) Ibid. hal 12
( ) Abu Dzar Al Qalamuni, ‘Aunu Ar Rahman fi Hifdhi Al Qur’an, ( Kairo, Dar Ibnu Al Haitsam, 1998 ) Cet Pertama, hal.16
( ) Abu Abdur Rahman Al Baz Taufiq, Op. Cit, Hal. 15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar